Tentang Jarak yang Kalah Akan Takdir

Tentang Jarak yang Kalah Akan Takdir
Sudah hampir 1 (satu) tahun kita nir bertemu, terakhir kali ku melihatmu kepada saat pengumuman kelulusan ujian nasional. Kini kita ditaktirkan berpisah, kamu kepada utara aku kepada selatan. Sangat sakit bagi kaum seperti ku yang menuntut akan kejelasan, suatu kejelasan yang tidak bukan sekedar berasal seseorang sahabat. Aku memahami & mengerti mengapa rasa ini dapat tumbuh seperti ini, rasa yang mungkin tidak kamu miliki namun mungkin kamu pahami.

Berawal berasal contekan pelajaran Fisika yang aku berikan kepada bangku SMA yang kini menghasilkan-ku seakan bernostalgia kembali ke saat itu. Ingin ku Tanya apa berita mu & siapa gadis mu kini, klasik memang didengar, namun itulah hal konyol yang ingin aku ingin ketahui. Jujur saja, aku gengsi buat sekedar bermanis istilah denganmu kepada setiap contac social media yang saling kita genggam. Terkadang, aku senang berpikir mengapa aku terlalu jatuh kedalam perasaan cinta ini.

Kau bagaikan Virus bagiku, namun sayang aku belum dapat menemukan anti-Virus yang siap buat menghapus jejak jejakmu hingga bersih total. Masih ingatkah engkau ketika engkau menebak siapa orang yang aku cintai, & kamu selalu menjawabnya dengan keliru, kini aku memberanikan diri menjawabnya dengan melihat siapa penulis berasal artikel ini.

Masihkah kamu tidak sporadis balik  malam lantaran tuntutan tugas?. Aku sangat paham akan dirimu, kamu adalah tipekal orang yang nir ingin berhenti mengejar sesuatu sebelum kamu mendapatkannya, namun sayang, aku bukan sesuatu yang terlentas kepada benakmu buat kepada kejar & dihasilkan. Aku maupun masih mengingat sahih pertama kali kamu menawarkanku balik  dengan dengan speda motormu & aku tanpa piker panjang meng iya kannya, sungguh aku rindu akan masa masa tersebut

Jarak berasal kediamanku dengan kediamanmu tidaklah jauh, hanya memakan waktu 10 menit buat bertatap muka. Namun apa daya ku yang hanya dapat mewanti wantimu berasal kejauha. Aku tidak sporadis meng-stalking mu kepada Sosmed yang engkau pakai, namun kamu sayang kamu tidak aktif kepada global maya tersebut, terkadang hal hal semacam ini tidak sporadis membuatku duka. Kau tidak sporadis mengajakku buat bermain ke-rumahmu namun aku selau membuang semua kesempatan yang hadir de depan mata.

Kini aku disini masih sendiri masih berharap buat kamu temui bahkan kamu perjuangkan. Banyak berasal sahabat-temanku yang menuntutku buat membunuh perasaan ini, namun apalah dayaku yang masih bertahan kepadamu. Ingatlah, namamu masih selalu menjadi langganan kepada dalam doaku yang berentetan dengan doa kepada ke 2 orang tuaku. Ku ucapkan salam kepada dirimu agar tetap selalu dalam lindungan tuhan yang maha esa. Terimakasih.

Advertisement

Artikel Bermanfaat & Menghibur Lainnya

Jangan Takut Meski Saling Berjauhan. Tuhan Tak Akan Membiarkan Takdir Umat-Nya Jadi Milik Orang Lain
Keputusan Salah Tentang Hati yang Kupercayakan Pada Orang Lain
Takdir Cinta (Saat Aku & Kau Dipertemukan Oleh Takdir)
Ketika Takdir Memainkan Perannya
Tentang Jarak yang Berhasil Memisahkan. Ku Doakan Kau Selalu Berbahagia kepada Sana

Related Posts:

0 Response to "Tentang Jarak yang Kalah Akan Takdir"

Posting Komentar