10 Remaja dalam Riau Hilang Karena Facebook Cegah Hal ini Terjadi Pada Anak Anda!

10 Remaja dalam
Berita cukup mengagetkan hari ini, 20/11/2011. Laporan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan & Anak (P2TP2A) Provinsi Riau mencatat hingga November 2011 telah 10 remaja hilang. Dari output penyelidikan ternyata anak tersebut dibawa lari sang kenalan mereka di Facebook. Sumber di sini

Masih dari sumber yang sama, satu perkara yang teranyar dialami sang seorang siswi berumur 13 hilang selama beberapa hari. Kuat dugaan ia dibawa lari sang teman yang dikenalnya di Facebook. Pada saat itu orangtua mengaku bahwa anaknya sama sekali tidak memberitahu bahwa melakukan pertamuan dengan orang asing yang dikenalnya lewat jejaring sosial.

Data Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan bahwa dalam empat bulan pertama di tahun 2011 tercatat 435 perkara kekerasan anak. Atau bisa diperkirakan terjadi setiap bulan. Yang paling menyedihkan, 58% laporan adalah merupakan kekerasan seksual terhadap anak. Angka itu tidak tidak sinkron dari 2010, sebanyak 2.339 laporan 62% adalah kekerasan seksual. Jumlah korban terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2008 terdapat 1.726 perkara, & 2009 menjadi 1.998 perkara. Angka ini ibarat gunung es, mengingat kekerasan dalam tempat tinggal tangga dipercaya aib famili, sehingga hanya sebagian perkara terungkap ke permukaan. Sumber

Dengan melihat data kekerasan seksual pada anak yang terus bertambah di atas. Mungkin tidak semua menyadari tentang 'Perilaku Online', yang menciptakan banyak masalah bagi anak-anak.  Menurut hellboundbloggers.com, pelecehan anak online meliputi:  Mencari, mengembangkan & men-download gambar anak-anak secara fisik & seksual. "Grooming" (cara berdandan & memamerkan tubuh) anak-anak di chat room dengan maksud melakukan pelecehan seksual baik online & offline.

Menurut sumber yang sama, beberapa fakta tentang penyalahgunaan yang menyedihkan terhadap anak secara online di Amerika Serikat menyebutkan bahwa 24 juta anak diperkirakan telah melakukan kegiatan online, menurut studi kongres ini satu dari lima anak tersebut terlibat perkara pelecehan seksual pada tahun lalu 2010. Beberapa fakta lainya yang terlaporkan sebagai berikut :

Seorang eksekutif puncak Disney baru-baru ini ditangkap & didakwa dengan memakai Internet lantaran masalah seks (solicit sex with a minor)
75% dari anak-anak bersedia buat mengembangkan informasi eksklusif online tentang diri & famili mereka dalam hal pertukaran barang atau jasa secara online
Satu dari lima remaja AS yang secara rutin log on ke Internet mengatakan bahwa mereka telah menerima ajakan seksual yang tidak diinginkan melalui Web. Permohonan ajak tersebut didefinisikan sebagai permintaan buat terlibat dalam kegiatan seksual atau pembicaraan seksual, atau buat memberikan informasi eksklusif secara seksual.
77% dari target buat predator online adalah usia 14 tahun atau lebih. 22% lainnya adalah pengguna berusia 10 sampai 13.
Hanya 1/3 dari tempat tinggal tangga dengan akses Internet secara proaktif melindungi anak-anak mereka!

Setelah melihat fakta-fakta yang terjadi, apalagi saat ini banyak orang tua yang membiarkan anaknya mengakses internet secara bebas melalui ponsel pintar (smartphone) atau membiarkan mereka bergabung dengan jejaring sosial. Saya eksklusif memang tidak bisa mencegah hal ini, lantaran orang tua memiliki hak buat menentukan cara mendidik yang terbaik buat anaknya.  Namun paling tidak aku menyarakan kepada setiap orang, minimal mengajarkan kepada anak-anak tentang bagaimana berperilaku betul dalam Jaringan Sosial & tentang hal yang disebut 'Privasi'.

Mencegah mereka mengungkapkan foto diri mereka, nomor telepon eksklusif, email, alamat tempat tinggal atau nama sekolah.
Tidak akan bertemu seseorang yang tidak dikenal secara online. Bika mereka sungguh ingin bertemu, mereka wajib meminta orang dewasa mendapingi mereka.
Mereka wajib tahu tentang email SPAM & mereka tidak akan mengklik link apapun yang mencurigakan dari email.
Melarang mereka buat tidak akan melakukan video chatting atau mengobrol dengan orang asing kecuali mereka sungguh yakin.
Berikan mereka pemahaman bagaimana bereaksi ketika mereka dilecehkan secara online. Mereka wajib bisa berbicara secara terbuka tentang hal itu kepada orang tua atau orang dewasa yang mereka kenal dalam famili.
Ajari mereka seandainya mendapat tanda-tanda terjadi pelecehan seksual secara online. Untuk tidak segan-segan menyebarkan peringatan kepada teman seusia mereka.

Saya yakin anda semua pasti ingin terlibat didalam kampanye perlindungan anak terhadap akibat negatif pemanfaatan internet, minimal buat anak anda di tempat tinggal atau famili terdekat anda. Saya mengajak anda semua buat :

Secara bijaksana mempertimbangkan sekali lagi segala peremintaan anak terhadap kebutuhan teknologi khususnya gadget
Pertimbangkan sekali lagi, secara bijak bagi anak anda yang berusia dibawah 13 tahun buat tidak memakai semua bentuk jejaring sosial yang ada.
Memasang pengamanan (parental control) - Untuk Windows bisa didownload di sini Secara gratis
Memasang anti virus & atau anti malware
Mengawasi konduite anak secara rutin khususnya aktivitas mereka memakai fasilitas teknologi.
Ciptakan keterbukaan buat membicarakan aneka macam hal terkait pergaulan anak terutama melalui media online
Jangan malu buat bertanya bahkan seringlah bertanya seandainya anda memiliki sedikit pengetahuan tentang cara pencegahan, perlindungan & penyelesaian masalah yang timbul output pemanfaatan internet & produk teknologi lainnya.
Jangan ragu buat melaporkan segala bentuk pelecehan online pada anak pada pihak berwajib

Pada tanggal 19 November setiap tahunya, diperingati sebagai World Day for Prevention of Child Abuse - Hari Dunia buat Pencegahan Penganiayaan Anak. Peringatan ini dimaksudkan buat menciptakan budaya global menuju pencegahan pelecehan anak di seluruh dunia.  Hari Dunia buat Pencegahan Penganiayaan Anak adalah sebuah inisiatif dari Women World Summit Foundation, sebuah koalisi yang beranggotakan 1000 organisasi  yang berasal dari 135 negara di dunia (di sini). Salah satu organisasi Indonesia yang terlibat di dalamnya adalah Indonesian Center for Education Study and Advocacy of Children - PERISAI atau Perkumpulan Studi & Advokasi Anak Indonesia.

Mari kita ikut mengkampanyekan budaya global menuju pencegahan pelecehan anak di seluruh dunia

Sumber Gambar : di sini

Related Posts:

0 Response to "10 Remaja dalam Riau Hilang Karena Facebook Cegah Hal ini Terjadi Pada Anak Anda!"

Posting Komentar