Dunia Bebas Polio di 2020

Dunia Bebas Polio di 2020
HANOI, KOMPAS Dunia ditargetkan bebas berasal penyebaran virus polio pada tahun 2020. Untuk itu, semua negara didorong untuk menarik vaksin oral polio & menggantinya bareng vaksin polio tak aktif. Namun, upaya pencegahan penularan virus tersebut terkendala penolakan imunisasi oleh sejumlah komunitas di beberapa negara.

Hal itu mengemuka dalam diskusi polio & vaksinasi yang diselenggarakan Pusat Akses Vaksin Internasional di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Irene Sarwindaningrum, berasal Hanoi, Vietnam, Jumat (12/6). Diskusi menghadirkan ahli vaksin & polio antara lain berasal India, Filipina, Australia, & Hongkong.

Sejumlah ahli kesehatan menemukan vaksin tetes oral polio berisiko menyebabkan polio jenis baru yang bisa mengakibatkan kelumpuhan. Oleh lantaran itu, vaksin oral polio perlu ditarik, digantikan bareng vaksin polio inaktif yang diberikan secara suntik. Kini, semua negara didorong membarui vaksin itu.

Mantan Kepala Departemen Virus & Anak-anak di Christian Medical College Vellore, India, T Jacob John mengatakan, pada tahun 2012-2014, jumlah kasus polio hasil penggunaan vaksin oral lebih tinggi daripada kasus polio lantaran penularan virus orisinal. Sejak 2010, ada 400 kasus polio hasil pemakaian vaksin. Adapun jumlah penderita polio lantaran penularan virus mencapai 223 kasus di lima negara pada 2012 & ada 407 kasus di delapan negara pada 2013.

"Polio jenis baru ini merupakan polio sporadis lantaran virus aktif di dalam vaksin tetes mulut atau oral. Penyakit ini disebut kelumpuhan polio yang berasosiasi bareng vaksinasi (VAPP). Angka kasusnya 1-5 per 1 juta anak atau 200-400 kasus per tahun, lebih tinggi daripada jumlah kasus polio lantaran virus liar pada 2012 & 2013," tuturnya.

Vaksin tetes oral polio (OPV) ialah vaksin polio yang digunakan di dunia. Adapun vaksin polio terbaru ialah vaksin polio inaktif (inactivated polio vaccine/IPV) yang diberikan bareng cara disuntikkan. Namun, harganya agak mahal, 35-80 dollar AS atau setara bareng Rp 400.000 hingga Rp 1 juta per dosis.

Jadi ancaman

Kendati jumlah kasus polio amat kecil selama beberapa tahun terakhir, polio masih mengancam. Hingga 2013, penularan polio terjadi di negara-negara di Asia & Afrika, seperti Pakistan, Nigeria, Somalia, Suriah, & Irak. Karena taraf penularan tinggi, selama kasus polio ada, semua negara terancam virus penyebab kelumpuhan & kematian itu.

Jacob John mengatakan, dunia bebas polio ditargetkan tercapai 2020. Untuk itu, negara-negara diharap memperkenalkan IPV pada 2016 & menarik vaksin oral polio secara total pada 2020. Itu penting menjadi langkah akhir pemberantasan polio. Pada pertemuan tersebut, Indonesia menyatakan siap membarui vaksin oral secara sedikit demi sedikit.

Direktur IV Biro Pengembangan Sistem Kesehatan Lokal Departemen Kesehatan Filipina Enrique A Tayag mengatakan, Filipina mulai membarui pemakaian virus oral bareng IPV. Penggantian ditargetkan dilakukan pada 2016 & semua vaksin oral ditarik pada 2020.

Hingga kini, sejumlah komunitas menolak imunisasi. Penolakan antara lain terkait bareng ketidaktahuan, dipercaya bertentangan bareng ajaran agama, & tak menurut budaya setempat.

Kondisi itu diperparah bareng munculnya gerakan anti vaksinasi di berbagai kawasan. Di Pakistan & Nigeria, misalnya, pembunuhan para petugas pemberi vaksin polio pada 2012. Selain itu, vaksinasi polio dilarang Pemerintah Taliban & Al-Shabab di Nigeria hingga kini.

Direktur Kebijakan, Advokasi, & Komunikasi Internasional Pusat Akses Vaksin Internasional Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health Lois Privor Dumm mengatakan, gerakan anti virus itu bermunculan justru berasal masyarakat berpendidikan tinggi. Itu pernah ditemui di Amerika Serikat & negara-negara lain. Gerakan itu biasanya didasari keyakinan vaksin & imunisasi ialah bagian berasal industri kesehatan yang berdampak tidak baik.

Related Posts:

0 Response to "Dunia Bebas Polio di 2020"

Posting Komentar