Pencurian Identitas Pribadi yang Semakin Marak

Pencurian Identitas Pribadi yang Semakin Marak
Mungkin di antara kita pernah mengalami secara tidak sadar bukti diri kita seperti alamat email, password, PIN kartu ATM, dll pernah menjadi korban pencurian. Pencurian bukti diri ini tentunya  tidak saja merepotkan & membuat stress  tetapi pula merugikan secara materi.

Di Australia kasus pencurian bukti diri terjadi pada lebih berasal 1 juta orang & mengakibatkan kerugian materi mencapai $ 1 milyar. Sayangnya rataan waktu korban baru menyadari bahwa identitasnya dicuri orang cukup usang yaitu 54 hari. Lamanya waktu ini menjadi makanan empuk bagi para pencuri bukti diri lantaran umumnya mereka tertentu beroperasi memakai bukti diri ini dalam kurun waktu 48 jam saja dengan rataan kerugian korban  mencapai $28.000.

Sebagai contoh Paul McDonald merasakan betapa stressnya ketika seseorang berhasil mencuri identitasnya & menguras uang pensiunnya sebanyak $28.000. Pencuri identitasnya berhasil membajak emailnya & menyampaikan instruksi kepada penasehat keuangannya buat mentransfer uang tunai & mencairkan depositonya dengan nilai mencapai $200.000.

Untungnya Paul & istrinya menyadari & berhasil menghubungi penasehat keuangannya dengan memakai email yg tidak sinkron & berhasil menghentikan transaksi ini, tetapi tetap saja ia kehilangan sebagian berasal uang pensiunnya.

Pada kasus lainnya Sue kehilangan $80.000 ketika pencuri berhasil mencuri nomor HP nya & menggunakannya buat mentransfer uang. Saat itu ia mendapatkan pesan berasal banknya buat meminta password yg dikirim lewat SMS buat mentransfer uang.

Ketika ia menyadari bahwa status HPnya terpampang "SOS only" ia memakai iPad buat masuk ke Facebook nya. Ketika ia berhasil membukanya, ia terkejut lantaran ia mendapati sederetan daftar  transfer uang berasal banknya melalui aneka macam macam pembelian.

Di Australia memang terdapat sistem online buat melaporkan aneka macam kejahatan terkait dengan cyber crime ini yaitu Australian Cyber crime Online Reporting Network (ACORN), tetapi sepertinya dalam aneka macam kasus korban yg melapor sering tidak mendapatkan solusi yg memuaskan.

Untungnya terdapat satu lembaga swadaya yg dinamakan IDCARE yg beranggotakan 20 relawan yg mengoperasikan  bantuannya berasal kampus University of Sunshine Coast. Menurut Direktur IDCARE ini yg mempunyai pengalaman selama 20 tahun bekerja di departemen pertahanan ini jumlah kasus yg ditangani oleh lembaga ini meningkat 200% setiap 3 bulannya.

Lembaga ini tidak saja menyampaikan batuan bagaimana cara mengatasi pencurian bukti diri, tetapi pula membantu melacak pencuri bukti diri & pula bantuan jasa konsultasi kejiwaan mengingat sebanyak 8% berasal korban mengalami gangguan mental yg akan terjadi berasal pencurian bukti diri ini.

Bagaimana Dengan di Indonesia?

Hasil penelitian yg dikukan oleh BMI Research pada tahun 2015 saja belanja online di Indonesia mencapai angka Rp 50 triliun. Angka ini meningkat dua kali lipat jikalau dibandingkan dengan angka belanja online pada tahun 2014.

Data membagikan bahwa masih poly pengguna secara tidak hati-hati membuka data pribadinya di mayapada maya, seperti misalnya nama lengkap, loka & lepas lahir, pekerjaan, nomor HP, alamat & bahkan nomor kartu kreditnya di website yg tidak kentara identitasnya.

Kasus malware Dyeza atau Dyre beberapa waktu lalu pertanda bahwa upaya pencurian bukti diri di Indonesia sudah semakin canggih, lantaran mereka memakai software ini buat mencuri data nomor akun, password & pula rekaman transaksi finansial online

Menurut Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (Id-SIRTII) Indonesia kini menjadi sasaran empuk pencurian bukti diri yg akan terjadi berasal kelengahan pengguna & semakin meningkatnya transaksi online.  Jumlah serangan di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 48,8 juta.

Bagaimana Cara Melindungi Diri?

Upaya di bawah ini paling tidak dapat melindungi anda berasal pencurian bukti diri :

Jangan pernah menyampaikan info pribadi anda kepada siapa saja yg mengirim email ataupun menelpon anda.
Jangan pernah membuka tautan maupun lampiran arsip berasal email yg tidak anda kenal.
Gunakan anti virus secara teratur dalam setiap peralatan yg mempunyai fasilitas internet termasuk tablet & smartphone.
Ganti password anda secara rutin.
Berhati hatilah dalam dalam menyampaikan info dengan memakai social media & email.
Usahakan tidak menyimpan secara fisik imaupun online info pribadi anda.
Jangan lupa memastikan buat logout pada setiap transaksi yg memakai fasilitas internet
Jangan memakai fasilitas awam WiFi buat melakukan transaksi keuangan yg memerlukan bukti diri pribadi anda

---

Referensi: Satu, dua, Tiga

Related Posts:

0 Response to "Pencurian Identitas Pribadi yang Semakin Marak"

Posting Komentar